Powered By Blogger

Kamis, 21 Oktober 2010

Teori Osilasi

Teori Osilasi

“Materi alam semesta bergerak saling menjauhi kemudian akan berhenti, lalu akan mengalami pemampatan demikian seterusnya secara periodik.”
Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta sekarang sedang mengembang karena sebelumnya telah terjadi penyusutan. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak atau hilang ataupun tercipta, hanya mampat atau merenggang.
Teori osilasi memandang kejadian alam semesta sama dengan teori keadaan tetap, yaitu bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak akan berakhir. Bedanya dalam teori osilasi masih mengakui adanya dentuman besar dan pada suatu saat gravitasi akan menyedot kembali sehingga alam semesta akan mengempis (collapse) yang pada akhirnya akan menggumpal kembali dalam kepadatan yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan akan terjadi dentuman besar kembali. Setelah big-bang kedua terjadi, dimulai kembali ekspansi kedua dan suatu saat akan mengempis kembali dan meledak untuk ketiga kalinya.








Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September, Oktober, November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabut tipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diamter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detikdengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulan dan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September, Oktober, November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabut tipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diamter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik

Nova
Nova adalah ledakan nuklir kataklismik yang disebabkan oleh akresi hidrogen ke permukaan sebuah katai putih. Fisis ledakan ini berbeda dengan yang terjadi pada supernova dan nova merah cerlang.
Supernova
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak dari nova. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang tersebut semula, beberapa minggu atau bulan sebelum suatu bintang mengalami supernova bintang tersebut akan melepaskan energi setara dengan energi matahari yang dilepaskan matahari seumur hidupnya, ledakan ini meruntuhkan sebagian besar material bintang pada kecepatan 30.000 km/s (10% kecepatan cahaya)dan melepaskan gelombang kejut yang mampu memusnahkan medium antarbintang.
Ada beberapa jenis Supernova. Tipe I dan II bisa dipicu dengan satu dari dua cara, baik menghentikan atau mengaktifkan produksi energi melalui fusi nuklir. Setelah inti bintang yang sudah tua berhenti menghasilkan energi, maka bintang tersebut akan mengalami keruntuhan gravitasi secara tiba-tiba menjadi lubang hitam atau bintang neutron, dan melepaskan energi potensial gravitasi yang memanaskan dan menghancurkan lapisan terluar bintang.
Rata-rata supernova terjadi setiap 50 tahun sekali di galaksi seukuran galaksi Bima Sakti. Supernova memiliki peran dalam memperkaya medium antarbintang dengan elemen-elemen massa yang lebih besar. Selanjutnya gelombang kejut dari ledakan supernova mampu membentuk formasi bintang baru


Quasar

Sifat dari quasar tidak dimengerti selama beberapa dekade. Sekarang quasar diterima sebagai sebuah jenis dari galaksi aktif di mana keluaran energi besar dihasilkan dari benda yang jatuh ke lubang gelap yang besar di pusat galaksi.

Lubang hitam (Black Hole)
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga 8kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.
Landasan Teori
Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Adalah John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.

• Asal Mula Lubang Hitam
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.





Galaksi Andromeda


Nova


Super Nova


Quasar

Senin, 18 Oktober 2010

Budaya Melayu 3

Pakaian Melayu Riau
Pakaian Melayu RiauNilai Filosofi, Makna Pakaian Melayu Riau

Suatu karya seni disebut indah apabila pertama dibuat dengan baik dan kedua mempunyai makna. sebagai suatu hasil kebudayaan, Baju Melayu Kepulauan Riau idealnya hendaklah molek dilihat dari jauh dan molek pula dipandang dari dekat, indah menurut pemandangan mata dan hati, dibuat dengan baik dan mempunyai makna-makna yang terkandung dalam lambang-lambang.

Bagi orang Melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga menyerlahkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai terala (luhur) yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

Dengan bersebatinya lambang-lambang budaya dengan pakaian, kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat mustahak dalam kehidupan orang Melayu. berbagai ketentuan adat mengatur tentang bentuk, corak (motif), warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian. Ketentuan-ketentuan adat itu diberlakukan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya.

Pakaian Melayu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut ada makna dan gunanya. ”Semuanya dikaitkan dengan norma sosial, agama, dan adat-istiadat sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Makna pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya, yaitu pakaian sebagai penutup malu, pakaian sebagai penjemput budi, dan pakaian sebagai penolak bala.

Pada kaum laki-laki terdapat tiga jenis pakaian adat melayu. Pertama, baju melayu cekak musang yang terdiri dari celana, kain dan songkok. Baju ini biasa digunakan pada acara-acara keluarga seperti kenduri.

Kedua baju melayu gunting cina, baju ini biasa digunakan dalam sehari-hari dirumah untuk mengadakan acara yang tak resmi. Dan ketiga, baju melayu teluk belanga, baju ini terdiri dari celana, kain sampin dan penutup kepala atau songkok.

Sedang pakaian kaum perempuan ada dua yaitu pertama baju kurung, yang terdiri atas kain, baju dan selendang. Selendang dipakai dengan lepas di bahu dan biasanya tak melingkar di leher pemakai. Dan kedua, baju kebaya labuh, ynag terdiri atas kain, baju dan selendang.

Panjang lengan baju kira-kira dua jari dari pergelang an tangan sehingga gelang yang dikenakan kaum perempuan kelihatan. Lebar lengan baju kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Kedalaman baju bervariasi dari sampai batas betis atau sedikit ke atas.

Bagi perempuan dalam berpakaian dilengkapi dengan siput (sanggul) yang terdiri atas tiga macam yaitu, siput tegang, siput cekak, dan siput lintang. dan tudung atau penutup kepala.

Source: Riauinfo.com

Sabtu, 16 Oktober 2010

Budaya Melayu 2

Bagi masyarakat Melayu Riau, penggunaan busana dan kelengkapannya sangat tergantung pada si pemakai. Pakaian sehari¬hari baik untuk di rumah atau di luar rumah berbeda dengan busana dan kelengkapannya untuk peristiwa khusus seperti upacara atau perjamuan resmi. Dalam kehidupan sehari-hari, kaum pria dan wanita di Riau biasa mengenakan baju kurung yang disebut baju gunting cina. Busana ini umumnya dipakai ketika badan sudah bersih dan akan menunaikan shalat atau hendak menerima tamu yang berkunjung kerumahnya.
Kaum pria biasa menggunakan tutup kepala yang disebut kopiah atau songkok, sedangkan kaum wanitanya menutup kepala dengan sepotong kain yang berupa selendang. Selain memakai selendang untuk menutup kepala, sering pula digunakan kain tudung kepala. Meski fungsinya sama, akan tetapi kain tudung kepala menutupi hampir seluruh tubuh pemakainya. Sandal atau kasut merupakan alas kaki yang lazim dipakai oleh kaum wanita dan pria Riau. Pada kesempatan yang lebih formal atau ketika menghadiri upacara, kaum wanita Riau umumnya memakai baju kurung satu sut. Biasanya busana macam ini bahannya terbuat dari kain songket, satin atau sutera. Selendang tidak mutlak dipakai. Namun jika akan memakai selendang warnanya harus disesuaikan dengan warna baju kurung. Penggunaan selendang biasanya dipadukan dengan baju kebaya pendek.
Untuk menghadiri acara formal, kaum wanita di Riau juga memakai perhiasan yang terdiri dari kalung, anting-anting, gelang tangan, cincin yang terbuat dari emas. Adakalanya perhiasan tersebut terbuat dari bahan suasa, namun pemakainya terbatas pada kalangan rakyat kebanyakan. Dalam pandangan masyarakat Riau, semakin banyak perhiasan yang dipakai seseorang ia akan semakin disegani dan dikagumi. Berbeda dengan busana kaum pria, kelengkapan busana kaum wanita Riau umumnya lebih semarak, meliputi juga kelengkapan kepala. Kelengkapan pada kepala tersebut meliputi, sanggul biasa atau sanggul dua, tusuk sanggul, kembang goyang, sepit rambut, jurai. Untuk bagian dada, badan dan tangan masing-masing dilengkapi dengan kain selempang, sapu tangan kecil dan di pinggang melilit sebuah pending, dan gelang kaki untuk bagian bawah.
Adapun busana yang dikenakan kaum pria Riau adalah baju gunting cina, atau baju pesak sebelah dengan kain sarung atau celana, baju kurung leher tulang belut atau cekak musang dengan celana berikut kain samping dari bahan songket yang digunakan menutupi celana hingga sebatas lutut. Bagian kepala ditutupi dengan peci atau songkok. Pengaruh kebudayaan barat tampak juga pada busana kaum pria, yakni dengan adanya kebiasaan untuk memakai celana dan kemeja yang dilengkapi dengan jas. Cincin dari emas dan perhiasan lainnya biasa dipakai kaum pria Riau terutama pada saat menghadiri pertemuan formal atau perhelatan.
Di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja Riau, kita kenal juga istilah baju teluk belanga. Sesungguhnya busana tersebut bentuknya tidak jauh berbeda dengan baju cekak musang, dalam pemakaian maupun kelengkapan yang dipakai. Akan tetapi baju teluk belanga ini biasa dilengkapi dengan sebilah keris yang diselipkan di pinggang.
Perbedaan busana pengantin Riau daratan dengan Riau kepulauan terletak pada hiasan kepala sebagai mahkota. Hiasan kepala yang dipakai pada upacara perkawinan Riau kepulauan terlihat lebih sederhana dibanding dengan Riau daratan.
Aturan pemakaian keris ini adalah tidak nampak menonjol, hanya bagian hulu yang menyembul dari balik kain. Pada umumnya ketika seorang pria mengenakan baju teluk belanga, bagian kepala dan rambut menggunakan penutup kepala yang disebut tanjak laksmana atau bisa juga bentuk tanjak temenggung dan tanjak menyongsong angin. Perbedaan bentuk ikat kepala tersebut, biasanya disesuaikan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat atau bisa juga bentuk acara yang akan dihadiri.
Dalam sistem kemasyarakatan Riau, kepangkatan atau garis keturunan menjadi dasar pada perbedaan cara berbusana. Meskipun bentuk dan coraknya sama, namun bahan pembuatannya benar-benar berbeda. Kain sutera sangat biasa dijumpai dalam pembuatan busana kaum bangsawan, begitu juga dengan perhiasan. Perbedaannya yakni tambahan mutu manikam atau intan berlian yang dibubuhkan pada perhiasan kaum bangsawan tersebut.
Selain dari segi kualitas yang membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat, orang Riau pun mempunyai ketentuan khusus dalam menggunakan warna. Menurut anggapan mereka warna kuning adalah simbol warna kerajaan oleh sebab itu hanya boleh digunakan oleh orang-orang dari kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja Riau. Masyarakat awam atau rakyat kebanyakan tidak diperbolehkan menggunakan warna kuning sebab dianggap tidak beradab. Warna kuning pun dipakai untuk busana pengantin, karena ia mendapat julukan raja sehari.

Sejarah Zaman Pra-Aksara

A.Tradisi Sejarah Masyarakat Pra-Aksara
Masa pra-aksara untuk masing-masing negeri tidak sama. Misalnya, bangsa Mesir telah mengakhiri masa pra-aksara sekitar tahun 4.000 SM, bangsa Phunisia di pulau Kreta mengakhiri masa pra-aksara sekitar tahun 2.500 SM, dan masa pra-aksara bangsa Indonesia baru berakhir pada abad ke-4 Masehi.
Sumber-sumber sejarah yang ditemukan atau sampai ke tangan para sejarawan atau peneliti sejarah tidak secara otomatis dapat memberikan informasi yang sebenarnya dan yang diperlukan tentang peristiwa lampau tersebut. Oleh karena itu, para sejarawan berusaha menafsirkan dan menceriterakan peristiwa masa lampau itu secara benar. Sebelum upaya penafsiran dilakukan, seorang ahli sejarah harus memastikan kebenaran sumber sejarah yang dikajinya. Apakah sumber sejarah yang sampai ke tangan para ahli sejarah benar-benar asli dari zaman yang dimaksud? Apakah sumber sejarah yang sampai ke tangan para ahli sejarah dapat dipercaya kebenarannya? Usaha para ahli sejarah makin sulit apabila masyarakat yang hendak diceriterakan belum mengenal tulisan. Dengan demikian, usaha mendeskripsikan atau merekonstruksi kehidupan masyarakat pra-aksara merupakan pekerjaan yang sulit.

1.Cara Masyarakat Pra-Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Tidak semua kejadian di masa lampau dapat diketahui oleh manusia yang hidup saat ini. Bahkan dapat dikatakan hanya sebagian ang sangat kecil saja ang diketahui manusia sekarang. Hal itu disebabkan banyak hal, diantaranya adalah jangkauan waktunya yang terlalu jauh dari masa sekarang dan terbatasnya sumber sejarah yang dapat dipakai sebagai bukti untuk mengungkap peristiwa masa lalu. Semua itu menunjukkan betapa rumitnya menggali sejarah masa lampau. Terlebih jika itu menyangkut kehidupan masyarakat manusia pada zaman prasejarah beserta aspek-aspek kebudayaannya.
Dari keterbatasan-keterbatasan tersebut, kegiatan penelitian sejarah baik yang dilakukan oleh sejarawan, mahasiswa sejarah, maupun orang-orang tertentu yang memiliki ketertarikan pada studi sejarah adalah kegiatan penting yang bisa mengungkap atau memperoleh gambaran peristiwa masa lalu.




Untuk mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat prasejarah, ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai sumber untuk penggambarannya. Atau dengan kata lain, masyarakat prasejarah baik sengaja maupun tidak, telah meninggalkan berbagai peninggalan yang dari peninggalan tersebut kita bisa memperoleh informasi atau memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat prasejarah tersebut.
Mengingat masyarakat pra-aksara tidak meninggalkan sumber lisan dan sumber tertulis, maka untuk mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara digunakan sumber benda. Para ahli mengamati secara seksama benda-benda peninggalan dan menafsirkan tentang kehidupan masyarakat pra-aksara. Oleh karena itu, para ahli tidak dapat mengungkap secara lengkap tentang kehidupan masyarakat pra-aksara. Namun, para ahli telah memberikan sumbangan yang berarti karena telah berusaha menggambarkan kehidupan masyarakat pra-aksara yang paling mendekati kenyataan.

Cara Masyarakat Masa Pra Aksara Mewariskan Sejarah

Masyarakat Indonesia memiliki cara yang unik dalam mengabadikan pengalaman hidupnya. Bagi masyarakat masa pra-aksara, mengabadikan sejarah kehidupannya melalui tradisi lisan. Sedangkan masyarakat masa aksara atau sudah mengenal tulisan, sejarahnya diabadikan dalam bentuk naskah yang ditulis dengan berbagai bahasa, khususnya bahasa daerah. Pada bab kedua ini, kalian akan mempelajari kebiasaan atau tradisi masyarakat masa pra-aksara dalam mengabadikan pengalaman hidupnya dan jenis-jenis tradisi lisan yang berkembang di masyarakat Indonesia. Selain itu, kajian juga mempelajari tradisi masyarakat masa aksara untuk mengabadikan perjalanan hidupnya. Diharapkan dengan mempelajari materi tersebut, kalian dapat menghargai dan melestarikan berbagai tradisi lisan dan tulisan yang dijadikan sebagai asset sejarah bangsa Indonesia.
Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, memiliki cara yang berbeda dengan masyarakat yang sudah mengenal tulisan, dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang mereka anggap penting. Peristiwaperistiwa penting itu dapat berupa peristiwa-peristiwa alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, asal-usul suatu tempat, dan lain-lain. Selain peristiwa alam, ada pula peristiwa yang terjadi dalam lingkungan sosial kehidupan manusia itu sendiri seperti asal-usul kelompok masyarakatnya, peperangan, peran seorang tokoh, dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa pada masyarakat yang belum mengenal tulisan tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis. Jika menjelaskan suatu asal-usul tempat, maka yang dijadikan bukti hanya bukti benda atau artefak dari benda itu sendiri. Penjelasan terhadap asal-usul suatu tempat itu lebih banyak berupa cerita lisan.
Dalam masyarakat yang belum mengenal tulisan terdapat upaya untuk mengabadikan pengalaman masa lalunya melalui cerita yang disampaikan secara lisan dan terus-menerus diwariskan dari generasi ke generasi. Pewarisan ini dilakukan dengan tujuan masyarakat yang menjadi generasi berikutnya memiliki rasa kepemilikan atau mencintai cerita masa lalunya. Bahkan masa lalunya harus diyakini sehingga menjadi kepercayaan yang harus dipegang teguh. Masa lalu merupakan suatu pengajaran yang berharga bagi kehidupannya.
Bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan, pengalaman masa lalu berfungsi bukan hanya sebagai pengetahuan belaka, akan tetapi berfungsi pula sebagai pegangan atau pedoman bagi kehidupannya. Tradisi lisan merupakan cara mewariskan sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, dalam bentuk pesan-pesan verbal yang berupa pernyataan-pernyataan yang pernah dibuat di masa lampau oleh generasi yang hidup sebelum generasi yang sekarang ini. Ada beberapa hal yang menjadi ciri dari tradisi lisan, yaitu pertama menyangkut pesan-pesan yang berupa pernyataan-pernyataan lisan yang diucapkan, dinyanyikan atau disampaikan lewat musik.
Kedua, tradisi lisan berasal dari generasi sebelum generasi sekarang, paling sedikit satu generasi sebelumnya. Berbeda halnya dengan sejarah lisan (oral history), disusun bukan dari generasi sebelumnya tapi disusun oleh generasi sejaman. Asal tradisi lisan dari generasi sebelumnya karena memiliki fungsi pewarisan, sedangkan di dalam sejarah lisan tidak ada upaya untuk pewarisan. Sebelum kalian mempelajari materi mengenai Foklor, Mitologi, Dogeng, Upacara dan Lagu, coba kalian cari kata-kata dalam kotak di bawah ini yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Suripan Sadi Hutomo (1991) juga menjelaskan bahwa tradisi lisan mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Kesusastraan lisan,
2. Teknologi tradisional,
3. Pengetahuan folk di luar pusat-pusat istana dan kota metropolitan,
4. Unsur-unsur religi dan kepercayaan folk di luar batas formal agama-agama besar,
5. Kesenian folk di luar pusat-pusat istana dan kota metropolitan,
6. Hukum adat.
Menurut Edy Sedyawati dalam Muslihah (2002), tradisi lisan adalah segala wacana yang disampaikan secara lisan, mengikuti tata cara atau adat istiadat yang telah memola dalam suatu masyarakat. Kandungan isi wacana tersebut dapat meliputi berbagai hal seperti: berbagai jenis cerita atau pun berbagai jenis ungkapan seremonial dan ritual. Cerita-cerita yang disampaikan secara lisan itu bervariasi dari uraian genealogi, mitos, legenda hingga keberbagai cerita kepahlawanan.
Suripan Sadi Hutomo (1991) mengemukakan ciri-ciri mengenai tradisi lisan, seperti yang terlihat pada bagan di bawah ini:





Tradisi lisan digunakan oleh masyarakat yang belum mengenal tulisan dalam merekam dan mewariskan pengalaman masa lalu dari masyarakatnya. Perekaman dan pewarisan masa lalu menjadi kebudayaan yang dimiliki oleh pendukung tradisi tersebut. Sebagai suatu aspek budaya, maka kepentingan untuk menjelaskan atau memahami lingkungan sekitar itu adalah sekaligus sebagai usaha memberi pegangan pada masyarakat terutama generasi berikutnya dalam menghadapi berbagai kemungkinan dari lingkungan itu. Di sini tradisi lisan berfungsi sebagai alat ¨emonik¨ yaitu usaha untuk merekam, menyusun dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bahasa Indonesia Oleh Buk Dian

Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan.

Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
• prefiks atau awalan adalah afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. misalnya : ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-
• Infiks atau sisipan adalah afiks yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar. mesalnya :-em-, -er-, -el-,
• sufiks atau akhiran adalah afiks yang terletak di akhir kata dasar. misalnya : -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if
• konfiks adalah gabungan antara perfiks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak

Tidak semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi.

1. Prefiks me- :
berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural :
1. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
2. 'membuat jadi atau menjadi' contoh : menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
3. 'mengerjakan dengan alat' contoh : mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam
4. 'berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh: membujang, menjanda, membabi buta
5. 'mencari atau mengumpulkan' contoh : mendamar, merotan.

2. Prefiks ber :
berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
1. 'mempunyai' contoh : bernama, beristri, beruang, berjanggut
2. 'memakai' contoh : berbaju biru, berdasi, berbusana.
3. 'melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)' contoh : berhias, bercukur, bersolek
4. 'berada dalam keadaan' contoh : bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
5. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh : bergelut, bertinju bersalaman, berbalasan.

3. Prefiks pe- :
berfungsi membentuk kata benda.(dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal :
1. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh : penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
2. 'alat untuk me...' contoh : perekat, pengukur, penghadang, penggaris
3. 'orang yang gemar' contoh : penjudi, pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
4. 'orang yang di ...' contoh : pesuruh.
5. 'alat untuk ...' contoh : perasa, penglihat, penggali.

4. Prefiks per- :
befungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti :
1. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
2. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
3. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan.

5. Prefiks di-,
berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif, contoh : diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.

6. Prefiks ter-,
berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :
1. 'dalam keadaan di' contoh : terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
2. 'dikenai tindakan secara tak sengaja', contoh : tertinju, terbawa, terpukul.
3. 'dapat di-', contoh : terangkat, termakan, tertampung.
4. ' paling (superlatif) ', contoh : terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.

7. Prefiks ke-,
berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.

8. Sufiks -an,
berfungsi membentuk kata benda. Prefiks ini mengandung arti :
1. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh : tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
2. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh : timbangan, gilingan, gantungan.
3. ' setiap ' contoh : harian, bulanan, tahunan, mingguan.
4. ' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh : lautan, durian, rambutan.

9. Konfiks ke-an,
berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata kerja pasif. Konfiks ini bermakna :
1. ' hal tentang ' contoh : kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
2. ' yang di...i ' contoh : kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
3. ' kena ', atau ' terkena ' contoh : kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
4. ' terlalu 'contoh : kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
5. ' seperti ' contoh : kekanak-kanakan, kemerah-merahan.

10. Konfiks pe-an,
berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya ialah :
1. ' proses ' contoh : pemeriksaan ' proses memeriksa ', penyesuaian ' proses menyesuaikan ', pelebaran ' proses melebarkan '.
2. ' apa yang di- ' contoh : pengetahuan ' apa yang diketahui ', pengalaman ' apa yang dialami ' , pendapatan ' apa yang didapat '

11. Konfiks per-an,
befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
1. ' perihal ber- ' contoh : persahabatan ' perihal bersahabat ', perdagangan ' perihal berdagang ', perkebunan ' perihal berkebun ', pertemuan ' perihal bertemu '.
2. ' tempat untuk ber- ' contoh : perhentian, perburuan, persimpangan, pertapaan.
3. ' apa yang di ' contoh : pertanyaan, perkataan.












Kali ini saya akan mebuat postingan tentang Paragraf Induktif dan Paragraf Deduktif.
Mengapa saya menulis ini..?
Karena di kampus saya tercinta Gunadarma terdapat mata kuliah softskill dimana setiap semester akan mendapatkan satu atau lebih mata kuliah siftskill ini. Nah kebetulan semester ini saya mendapatkan softskill matakuliah Bahasa Indonesia yang salah satu tugasnya membuat postingan tentang paragraf Induktif dan Deduktif. Langsung saja…
Paragraf Induktif : Merupakan sebuah paragraf dimana kalimat utama berada di akhir paragraf.
Paragraf Deduktif : Merupakan sebuah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf.
Berikut contoh paragraf Induktif dan Deduktif.
Paragraf Induktif:
Jangan pernah mematikan komputer langsung dari stop kontak, stabilizer apalagi mencabut langsung kabel power komputer anda, karena kebiasaan tadi bisa merusak komputer baik dari segi Hardware maupun Software. Efek terhadap hardware komputer seperti harddrive rusak pada sektor-sektor tertentu atau bad sector akibat listrik mati mendadak, lalu efek terhadap software seperti hilangnya data atau rusak akibat kebiasaan tadi. Maka untuk mencegah hal itu terjadi baiknya selalu gunakan fitur “shutdown’ pada Komputer anda. Itulah tips mematikan komputer yang benar, agar tidak merusak perangkat keras/lunak komputer.
Paragraf Deduktif:
Beberapa tips mematikan komputer yang benar, agar tidak merusak perangkat keras/lunak komputer. Jangan pernah mematikan komputer langsung dari stop kontak, stabilizer apalagi langsung mencabut kabel power komputer, kebiasaan seperti itu dapat merusak perangkat keras dan lunak komputer. Efek terhadap perangkat keras seperti harddrive rusak pada sektor-sektor tertentu atau bad sector akibat listrik mati mendadak, lalu efek terhadap software seperti hilangnya data atau rusak akibat kebiasaan tadi. Maka untuk mencegah hal itu terjadi baiknya selalu gunakan fitur “shutdown’ pada Komputer anda.





Karangan / Paragraf Eksposisi - Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.

Di sinilah perbedaannya dengan karangan deskripsi. Karangan deskripsi bertujuan menggambarkan / melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber karangan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi.

Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.


I. Contoh Wacana Eksposisi
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yang Kedua bagi American Airlines

Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak.

Sumber: Kompas, 15 November 2001

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

II. Beberapa Point Penting Karangan / Paragraf Eksposisi


A. Topik Topik Dalam Karangan Eksposisi

1. data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya;
2.suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta; dan
3. fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

B. Contoh Urutan Analisis Eksposisi

1. urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa,
2.urutan fungsional,
3.urutan atau analisis sebab akibat,dan
4. analisis perbandingan.

C. Langkah-langkah Menulis Eksposisi

1.menentukan tema,
2.menentukan tujuan karangan,
3.memilih data yang sesuai dengan tema,dan
4. membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan.

D. Langkah-langkah Menyusun Paragraf Proses

Pola pengembangan karangan eksposisi bisa bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan bagaimana bekerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi. Berikut langkah penulisannya :

1.Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh.
2. Membagi perincian atas tahaptahap kejadiannya. Bila tahaptahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan, penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.











Kata penghubung adalah kata yang menghubungkan dua atau lebih kelompok kata agar maknanya berkaitan.

Ada 2 jenis kata penghubung, yaitu :
1. Kata Penghubung Intra Kalimat ( Antar Klausa)
Adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak.

Dalam intra kalimat (antar klausa) juga ada 2 jenis kata penghubung atau konjugasi, yaitu :
a) Konjugasi Koordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sederajat, diantaranya : dan, atau, tetapi, sedangkan, melainkan, lalu, kemudian, melainkan, padahal.

Contoh :
a. Paman memberi uang kepada Ani dan Ari.
b. Pandu anak yang pintar, tetapi kurang teliti dalam bekerja.
c. Kami datang ke Rumah Riyan, lalu menanyakan keadaan Riyan pada ibunya.
b) Konjugasi Subordinatif, yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, kalau, jika, supaya, biar, seperti, sehingga, setelah, andai, bagai, ibarat, karena.

Contoh :
a. Rendy bangun terlambat sehingga ia terlambat sampai sekolah.
b. Dia berdeklamasi seperti seorang penyair kendang.
c. Ayah pergi ke Kantor walaupun badannya kurang sehat.
2. Kata Penghubung Antar Kalimat

Adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, kata penghubung antar kalimat menyatakan makna yang berbeda-beda, daintaranya : oleh karena itu, sebelim itu, namun, akan tetapi, kecuali itu, dengan demikian, sesudah itu, selain itu, sebaliknya.
Contoh :
a. Anton sering makan terlambat, oleh karena itu, dia menderita sakit lambung.
b. Anak kecil itu tidak menghiraukan teriakan ibunya. Sebaliknya, dia malah asyik bermain.
c. Mereka makan di restoran. Sebelum itu, mereka nonto di bioskop.

Latihan !
1. Saya pasti memaafkannya........dia mau mengakui kesalahannya.
A. Bahwa
B. Sebelum
C. Setelah
D. Dengan
E. Seandainya


2. Terminal dan stasiun adalah dua kata asing yang sudah tidak asing lagi dalam bahasa indonesia. Secara sederhana, terminal adalah kawasan tempat bermulanya atu berakhirnya suatu perjalanan. Itulah pengertian umum yang diketahui masyarakat umum......... makna terminal sesungguhnya adalah tempat berhenti untuk melakukan perhitungan atau perenungan pada apa yang sudah dilakukan.
Konjugasi yang tepat untuk melengkapi kalimat diatas adalah........
A. Dengan demikian
B. Tetapi
C. Namun
D. Oleh karena itu
E. Sebaliknya

3. Secara pribadi saya bersyukur karena pertelevisian di Indonesia berkembang pesat............ada beberapa catatan yang disimak,..............pertelevisian masih didominasi paket hiburan. .........pertelevisian kita masih banyak menayangkan paket acara luar negeri.
Agar memiliki kepaduan hubungan antar kalimat dalam paragraf tersebut dapat dipadukan dengan penanda hubung............
A. namun, diantaram selain itu
B. karena itu, misalnya, selain itu
C. namun, misalnya, selain itu
D. namun, pertama, kedua
E. walaupun demikian, diantaranya, juga.